DIY Bea Cukai Jawa Tengah berjanji akan membantu Pemprov Jateng memulihkan perekonomian
| 2020-10-28TRIBUNNEWS.COM-Padmoyo Tri Wikanto, Kepala Dinas Adat Provinsi Jawa Tengah dan Kanwil (Kanwil) Provinsi Jawa Tengah, turut serta dalam kelompok diskusi online (FGD) yang diselenggarakan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah pada Senin, 31/08. Tema dari rencana tersebut adalah “Analisis Estimasi Ekonomi Jawa Tengah dan Harapan untuk Triwulan III dan IV Tahun 2020”.

Selain Kepala Dinas Pajak Bea dan Konsumsi Provinsi Jawa Tengah dan DIY, FGD juga menghadirkan pejabat dari Provinsi Jawa Tengah, lembaga Kementerian Keuangan dan akademisi.
Menurut Padmoyo, tujuan FGD adalah untuk memperkenalkan Kepala Pusat Kebijakan Ekonomi Makro Biro Kebijakan Fiskal, Hidayat Amir, Guru Besar Ilmu Ekonomi FEB UGM, Mudrajad Kuncoro, FEB Unika Soegijapranata, dan Profesor Andreas. Lako dan perwakilan Bank Dunia Adri Poesoro bertugas sebagai konsultan untuk menganalisis langkah-langkah strategis yang perlu dilaksanakan pada kuartal ketiga dan keempat untuk tumbuh dan keluar dari keterpurukan. Ia mengatakan hal itu tercermin dari kinerja ekonomi yang menurun tajam, terganggunya konsumsi, terhambatnya investasi, kontraksi impor dan ekspor, serta penurunan tajam pertumbuhan ekonomi. Guna mencegah penyebaran Covid-19, pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah pun mengalami kontraksi yang lebih parah, mencapai -5,9%. Selain itu, sebelum pandemi Covid-19, kondisi perekonomian di Jawa Tengah secara umum baik, dan indikator seperti inflasi, kemiskinan, dan tingkat pengangguran yang masih membaik. “-Amir juga menjelaskan bahwa pertumbuhan investasi Provinsi Jawa Tengah selama 2015-2019 terpantau dengan baik, dan pencapaian rata-rata hasil investasi mencapai 100% dari target yang ditetapkan. Amir mengatakan ini merupakan perusahaan dengan 15,5 juta orang. Menanggapi situasi ekonomi di Jawa Tengah yang diungkapkan Hidayat Amir, Padi Moyo mengungkapkan bahwa bea cukai dan pajak konsumsi siap mendorong ekspor yang pada akhirnya akan memulihkan perekonomian Indonesia. Kinerja ekspor.
Dalam penyebaran wabah Covid-19, ekspor QI ke Jawa Tengah telah meningkat sebesar 4,62% (year-on-year) pada tahun 2020. Bahan baku tekstil dan produk tekstil menyumbang porsi terbesar ekspor nonmigas 45,8%, diikuti oleh furnitur dan kayu (19%), makanan (6,2%) dan bahan kimia (2%).
“Sebagai salah satu mata rantai penggerak impor dan ekspor Indonesia, Bea Cukai Hong Kong terus menyediakan Performa yang lebih baik untuk mendukung pemulihan ekonomi negara, “kata Pak Padmoyo. (*)