Mempromosikan perdagangan bebas antara ASEAN dan Hong Kong, Cina, dan pemerintah memotong tarif impor
| 2020-11-05TRIBUNNEWS.COM-Pemerintah Indonesia telah menyetujui Perjanjian Perdagangan Bebas China-ASEAN sesuai dengan Keputusan Presiden Nomor 34 Tahun 2020.
Bertujuan untuk mendorong perkembangan ekonomi nasional melalui kerja sama perdagangan internasional dan meningkatkan hubungan antara pemerintah negara anggota Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara dan pemerintah Daerah Administratif Khusus Hong Kong di Cina.

Dalam rangka melaksanakan kesepakatan tersebut, Menteri Keuangan mengeluarkan Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 79 / PMK.010 / 2020, tentang Penetapan Tarif, “The People’s Republic of China-ASEAN-Hong Kong Free Trade Agreement” dan PMK Nomor 80 / PMK.04 / 2020 Bea masuk atas prosedur tarif dibebankan pada barang yang diimpor berdasarkan Perjanjian Perdagangan Bebas China Hong Kong-ASEAN. -International and Inter-agency Customs Director Syarif Hidayat Mengu menyatakan bahwa pelepasan kedua PMK tersebut merupakan dasar hukum dan pedoman prinsip terkait tata cara pemberian tarif preferensial atas barang impor berdasarkan Free Agreement-ASEAN-Hong Kong Exchange, Republik Rakyat Tiongkok. Untuk produk yang diimpor dari negara anggota ASEAN dan Hong Kong, Republik Rakyat Tiongkok, aturan asal dan persyaratan lain untuk tarif preferensial yang diberlakukan berdasarkan Perjanjian Perdagangan Bebas ASEAN-Hong Kong dari Republik Rakyat Tiongkok dijelaskan.
PMK 79 / PMK.010 / 2020 dan PMK 80 / PMK.04 / 2020 akan berlaku pada 4 Juli 2020. Ketentuan dari kedua PMK ini berlaku pada tanggal pabean ketika dokumen pemberitahuan pabean telah didaftarkan dan PMK tersebut berlaku sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan kepabeanan. (*)