Bea Cukai memfasilitasi ekspor industri garmen Yogyakarta
| 2020-12-05TRIBUNNEWS.COM-Setelah Yogyakarta memasuki era baru normalitas, sektor ekonomi dan industri Yogyakarta mulai berkembang.
Salah satunya PT Busana Remaja Agracipta (BRA) yang kembali berproduksi (17/7) melalui kegiatan ekspor pada hari Jumat dan menggunakan fasilitas Kawasan Berikat Pabean (KB).
Dalam ekspor ini, PT BRA mengirimkan 203 karton karton ke negara tujuan Inggris Raya (UK), termasuk 27.396 buah celana dalam. Nilai total ekspor melebihi 1,6 miliar rupee.
“Akibat krisis pandemi Covid-19, volume ekspor turun, tapi per Juli volume ekspor meningkat. Lini produksi kami dimulai sesuai importir dan eksportir PT BRA Winanti menyatakan penuh dengan pasar luar negeri Antusias Industri apparel berupa pakaian dalam memiliki daya saing produk.Selain harus menghadapi persaingan harga dari kompetitor China, pasarnya sangat terbatas dan selektif.Menurut Winanti, PT BRA mengatakan dengan strategi yang matang , Perseroan mampu bersaing memasuki 39 negara / wilayah sejak 1993.
Hal ini juga tidak terlepas dari keputusan manajemen untuk mengoptimalkan fasilitas. Ia menambahkan: “Melalui fasilitas KB, pelaku industri dapat meningkatkan waktu dan biaya. Efisiensi agar tetap kompetitif di bawah normal baru. Aritonang mengungkapkan bahwa kawasan perdagangan bebas merupakan wujud nyata tata krama dimana pajak bea cukai dan konsumsi berperan sebagai fasilitator perdagangan dan pendampingan industri, yaitu mempromosikan dan membantu pelaku industri berkembang dan bersaing di pasar internasional.Industri sandang DIY dapat memanfaatkan kemudahan-kemudahan lain yang telah disediakan. Misalnya fasilitas impor dan ekspor (KITE), ITE (IKM) untuk industri kecil dan menengah, insentif pajak untuk KITE IKM, dll.

“Bea Cukai Yogyakarta berkomitmen untuk berkomunikasi dengan semua pengguna jasa dan pelaku usaha. Bantuan peserta dan komunikasi terbuka memberikan dukungan kepada sektor industri. “