Berkat Synergy, petugas bea cukai menolak untuk menyelundupkan puluhan juta rokok ilegal di Aceh
| 2020-07-13
TRIBUNNEWS.COM-Meskipun Pandemi Virus 2019 (Covid-19) sedang menyebar, ia belum melemahkan antusiasme bea cukai untuk pengawasan. Sebagai bagian dari Operasi Patroli Terpadu Jaringan Sriwijaya pada tahun 2020, Kantor Pabean Daerah Khusus Kepulauan Rione, Kantor Pabean Regional Aceh, Tanjung Balai Karimun, Fasilitas Bisnis Bea Cukai menangkap KM Milenium di perairan Peureula dan mengambil 10,2 juta rokok ilegal. .
Agus Yulianto, kepala Kantor Bea dan Cukai Daerah Khusus Kepulauan Riau, mengungkapkan urutan waktu operasi. Pada hari Minggu (12/04), Kantor Pabean Daerah Istimewa Kepulauan Riau menerima informasi tentang keberadaan kapal kayu ilegal dari Kantor Pabean Aceh.
“Pukul 5.30 sore, kantor bea cukai dari kepulauan WIB di Kepulauan Riau menemukan sebuah kapal kayu dengan karakteristik berikut: karakteristik yang sama dengan informasi yang diterima sebelumnya. Ketika pejabat itu menemukan, kapal KM” belum masuk milenium. Dalam keadaan lambung, kapal condong ke kiri. Pada saat inspeksi, tidak ada yang ditemukan di kapal atau di dekat air, “Argus mengumumkan.
Untuk memeriksa, meneliti, memperdalam dan memproses lebih lanjut fasilitas transportasi, agen tersebut memperoleh 10.2. Jutaan rokok ilegal, berharga 10,35 miliar rupiah, yang dapat menyebabkan kerugian 11,34 miliar rupiah ke negara tersebut, diduga merupakan barang impor ilegal dari Thailand dari pemasangan kapal kayu KM Millennium Tonnage GT 25 Bea Cukai Kuala Langsa. Pabean juga memiliki sinergi yang serupa, termasuk bea cukai daerah Aceh, Bea Cukai Lhokseumawe, Kantor Wilayah Khusus Kepulauan Rione, dan pangkalan fasilitas bisnis Tanjung Balai Karimun, dan DENPOM Lhokseumawe.Pada hari Minggu (29/3), petugas berhasil memindahkan bendera Indonesia KM Seroja GT 25 dari Banakruyate, Thailand ( Ban Na Klua Tai) telah diperbaiki ke Lhokseumawe di Indonesia.
“Hasil inspeksi adalah dalam bentuk 10,2 juta rokok ilegal. Berdasarkan hasil inspeksi, Seroja GT 25 KM diperkuat. Untuk melanjutkan proses itu, petugas mengawal kapal ke pelabuhan Krueng Geukueh di Lhokseumawe, “kepala bea cukai Lhokseumawe menyimpulkan kantor tersebut, Bpk. Rizki Baidillah. (*)