Bea Cukai Teluk Nibung menghentikan 10 ton penyelundup bawang
| 2020-08-10TRIBUNNEWS.COM-Tim Patroli Maritim Bea Cukai Teluk Nibung berhasil memperoleh kapal motor Madu Rezeki (KM) di Perairan Tanjung Bangsi di Panj Hilir, Labuhanbatu sekitar pukul 05.30 WIB, Selasa (10/3).
Kantor Petugas Bea Cukai Teluk Nibung I Wayan Sapta Dharma mengatakan, penangkapan tersebut bermula dari laporan adanya kapal penyelundup yang melintasi perairan lepas pantai timur Sumatera.
“Tim masih berpatroli kemudian melakukan penyidikan. Setelah menemukan kapal yang kami terima dengan spesifikasi yang sesuai, petugas langsung menghampiri dan menghentikan kapal. Di kapal tersebut ditemukan tiga orang awak kapal yaitu Bajak laut. Ada dua anggota kru, “Wei Yang menjelaskan. “Para anggota kru dilindungi oleh inisial B, A dan S dari tiga penduduk Provinsi Riau. Para kru mengakui bahwa mereka membawa 10 ton bawang tanpa izin yang diambil dari Port Klang, Malaysia.
Setelah masyarakat yang diduga khawatir akan korona melakukan tindakan pembelian, akibat kelangkaan bahan pangan tertentu, harga di pasaran saat ini sedang tinggi, sehingga mereka menduga bawang merah akan diperdagangkan di wilayah Jakarta. Virus.
“Menurut keterangan yang diberikan kapten, mereka ditanyai Menyerah di pantai timur Sumatra. Jika akan dibawa ke Jakarta, dibutuhkan lebih banyak bukti. — Bea Cukai Teluk Nibung berhasil mencegah potensi hilangnya hak keuangan nasional sekitar Rp 270 juta.Selain itu, pelayanan bea dan cukai Teluk Nibung juga berhasil melindungi masyarakat dari hama tanaman karantina (OPTK). Potensi penyebaran. Tangkap bawang dalam bentuk bawang merah yang dapat mengancam ketahanan pangan negara. ‘Indonesia mengatasinya dengan memusnahkan varietas tanaman yang tumbuh di Indonesia.

“Jika kerugiannya tidak signifikan, terutama terkait pernyataan pihak yang dikarantina, larangan perbatasan memerlukan syarat untuk memasuki pangan atau pertanian. Dan akses ke pasar juga dibatasi. Oleh karena itu, masyarakat yang makan pangan dapat dilindungi. Karena mungkin mengandung zat berbahaya, ”jelas Wayan. — Wayan menambahkan, ada kekhawatiran makanan lain bisa masuk ke Indonesia tanpa jalur resmi, memanfaatkan kemungkinan warga panik akibat virus corona untuk membeli berbagai makanan. (*)