Bea Cukai memfasilitasi ekspor industri garmen Yogyakarta
| 2020-10-22TRIBUNNEWS.COM-Setelah Yogyakarta memasuki era baru normalitas, sektor ekonomi dan industri Yogyakarta mulai berkembang.

Salah satunya PT Busana Remaja Agracipta (BRA), pihaknya telah melanjutkan produksi dan penggunaan fasilitas Kawasan Berikat Pabean (KB) melalui kegiatan ekspor pada Jumat (17/7).
Dalam ekspor ini, PT BRA mengirimkan 203 karton karton ke negara tujuan Inggris Raya (UK), termasuk 27.396 buah celana dalam. Nilai total ekspor melebihi 1,6 miliar rupee.
“Akibat krisis pandemi Covid-19, volume ekspor turun, tapi meningkat sejak Juli. Lini produksi kami mulai mengikuti importir dan eksportir PT BRA Winanti mengatakan:” Ini adalah antusiasme pasar luar negeri. “Industri sandang berupa pakaian dalam merupakan produk yang kompetitif. Selain menghadapi persaingan harga dari pesaing China, menurut Winanti, PT BRA menyatakan pasar yang matang memungkinkan perseroan mampu bersaing di 39 negara sejak 1993.
Hal ini juga tidak terlepas dari keputusan manajemen untuk mengoptimalkan fasilitas di kawasan berikat. Ia menambahkan: “Dengan fasilitas KB, pelaku industri dapat meningkatkan efisiensi dari segi waktu dan biaya agar tetap dapat bersaing di bawah normal baru,” tambahnya. Said Aritonang mengungkapkan, pemasangan kawasan berikat merupakan bentuk khusus dari bea cukai dan pajak konsumsi sebagai fasilitator perdagangan dan pendampingan industri yaitu untuk mendorong dan membantu pelaku industri berkembang dan menjadi kompetitif di pasar.Pasar internasional.Industri sandang DIY dapat memanfaatkan kemudahan lain yang disediakan Seperti fasilitas impor dan ekspor (KITE), KITE untuk industri kecil dan menengah (IKM), insentif pajak untuk KITE IKM, dll.
“Bea Cukai Yogyakarta berkomitmen untuk memberikan pendampingan dan keterbukaan kepada seluruh pengguna jasa dan peserta niaga. Untuk memberikan dukungan bagi sektor industri. “