Upaya Rutgers Indonesia untuk menyelamatkan anak muda dari kekerasan dan perilaku seksual yang berbahaya
| 2020-12-02Laporan reporter Tribunnews.com Eko Sutriyanto-Jakarta TRIBUNNEWS.COM-Banyak remaja yang belum memahami kesehatan reproduksi dan perilaku seksual serta bahaya kekerasan.

Meskipun remaja juga menghadapi lingkungan yang berbahaya, perilaku kekerasan menciptakan lingkungan langsung, kehamilan yang tidak diinginkan, dan infeksi menular seksual.
Kurangnya kesadaran remaja terhadap berbagai bahaya yang membahayakan masa depannya, hal ini mencerminkan bahwa pantangan pendidikan seks dan pendidikan reproduksi yang baik masih perlu dibicarakan di kalangan remaja, khususnya di Indonesia. –Menurut data perkawinan anak pada Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) Kementerian Urusan Masyarakat dan Perikanan 2018, angka perkawinan anak di Indonesia cukup tinggi, mencapai 1,2 juta kejadian. Wanita berusia antara 20 dan 24 menikah sebelum usia 18 tahun, terhitung 11,21% dari total jumlah anak, terhitung sekitar 9p dari usia 1 tahun di antara wanita berusia antara 20 dan 24 tahun. Angka ini bertolak belakang dengan laki-laki, di antara laki-laki berusia 100 tahun yang berusia 20 sampai 24 tahun, ada yang menikah menurut umur anak.
Harap baca juga: Pendidikan menjaga kesehatan reproduksi remaja masih dianggap tabu. Sebagai organisasi nirlaba yang berdedikasi pada hak atas kesehatan seksual dan reproduksi (HKSR) dan pencegahan kekerasan berbasis gender dan seksual (KGBS), prioritas utama Rutgers WPF Indonesia adalah percaya bahwa hal ini membutuhkan komitmen yang kuat untuk menyelamatkan kaum muda tanpa kemungkinan merugikan masa depan mereka. Kekerasan dan seks yang berbahaya.
RutgersWPF Indonesia membantu generasi muda Indonesia menjadi pemimpin masa depan dan mendorong mereka untuk mendapatkan kesempatan pendidikan yang adil dan sejahtera saat mereka dewasa. Dalam menjalankan upaya tersebut, generasi muda kerap menghadapi berbagai tantangan dan hambatan, tantangan tersebut membuat remaja tidak bisa bebas memiliki ide dan berpendapat, termasuk kesehatan, kepercayaan diri, dan kesehatan remaja yang mengekspresikan ruang dirinya. — Menurut pemahaman di atas, program “Speak out” [GUSO], “I do [YID]”, “Prevention + [P +]”, “Dance 4 Life” lahir [D4L] dan Explore4Action [E4A] , Diluncurkan untuk mengatasi masalah ini.