Memastikan ribuan siswa dan polisi menemukan 5 siswa SD ikut dalam kerusuhan, membawa batu dan ketapel.
| 2020-12-03
JAKARTA TRIBUNNEWS.COM-Kemarin (13/10), Polda Metro Jaya berhasil mengamankan 1.377 orang yang sebagian besar mahasiswa.
Mereka berniat memberontak dalam demonstrasi yang diorganisir oleh GNPF Ulama dan Alumni 212. Bahkan menurut hasil evaluasi, masih ada lima (5) orang yang masih duduk di bangku Sekolah Dasar (SD) dengan usia rata-rata 10 tahun. -Tujuannya sama, yaitu sengaja ikut kerusuhan.
“Sejak 1377, jumlah anak usia sekolah dari anak-anak ini adalah 75-80%, sekitar 800 hingga 900. Bahkan ada 5 anak SD.” Manajer Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol mengatakan: ” Murid SD diajak ikut kerusuhan bersama. Rabu (14/10/2020) Yusri Yunus (Yusri Yunus) di Poda Metropolis Jaya, Jakarta Selatan.
Baca juga: Di Kota Menten Saat presentasi Undang-Undang Penciptaan Ketenagakerjaan, polisi menyemprotkan air mata di mobil ambulans-saat memeriksa ponsel masing-masing siswa SD. Grup Whatsapp dan media sosial lainnya semuanya mengirimkan undangan kerusuhan. – Beberapa siswa sekolah dasar bahkan berpartisipasi pada bulan Oktober Unjuk rasa pada tanggal 8, kemudian ia diundang kembali ke sana. Banyak ditemukan barang-barang di tas sekolah para siswa yang ditangkap, termasuk ketapel dan batu.
Bahkan ada siswa yang ditangkap di Polres Jakarta Pusat dan ia ditangkap. Dengan parang. Jadi korban anak-anak kami, siswa SMA, diajak melakukan itu. Mereka bahkan tidak berani melakukan kerusuhan, “kata Yusri.
Mintalah informasi usia, dan polisi akan mengeluarkan siswa dengan syarat orang tua mereka datang menjemput mereka.
Orang tua yang menjemput anak tersebut mengaku tidak tahu bahwa anak tersebut terlibat dalam kerusuhan. Dia menyimpulkan: “Hampir setiap kali orang tua diwawancarai, mereka mengatakan bahwa mereka tidak tahu bahwa anak-anak mereka melakukan ini.” Itu dia.