Cerita Penggali Makam Pondok Ranggon TPU: Baru tahun ini saya capek
| 2020-12-12
Jakarta TRIBUNNEWS.COM-Makam Pondok Ranggon (TPU) di Cipayung, Jakarta Timur menjadi salah satu lokasi rujukan pemakaman jenazah penderita virus Corona atau Covid-19. Setiap hari, penggali kubur bekerja keras untuk menguburkan puluhan jenazah Covid-19 di pemakaman.
Jumlah jenazah Covid-19 yang terkubur di Makam Pondok Ranggon meningkat antara bulan Juni dan September. Ada sekitar 30 mayat Covid-19 setiap hari. Minar (55 tahun) menjadi penggali kubur di Makam Pondok Ranggon sejak tahun 1987. Melayani sebagai penggali kuburan selama pandemi adalah tugas yang paling sulit.
Karena pandemi Covid-19 menewaskan banyak korban, dia lelah menggali kuburan. Minar mengatakan kepada forum, Selasa (22/9/2020): “Perbedaannya sangat berbeda. Saya pada 1987-2020, dan baru pada tahun 2020, saya merasa lelah akibat penggalian (kuburan).” — Baca: Ridwan Kamil: Pelabuhan Patimban, Pintu Gerbang “Rebana” Wilayah Metropolitan Baru- “Kalau Kita Penggali Kubur Biasa, Kita Bisa Atur Waktu. Misalnya, Sekarang Kita Jadi Bisa diberitakan kuburannya mungkin besok. Kalau dilihat sekarang, “tambah Minar, menirukan sebelum pandemi Covid. -19 .
Baca: Kemenko PMK Terima 10 Pemberitahuan Berturut-turut dari WTP
Minar Ceritakan Lain, 7 Bulan Pasca Pandemi Covid-19, Karena Jumlah Terbatas, TPU Pondok Ranggon Ekskavator yang parah itu kewalahan. Terlalu banyak mayat Covid-19 yang datang. Minar berkata: “Ada banyak keluarga yang antri. Sebenarnya ini bukan antrean, karena terkadang keluarga belum datang.” – Untungnya, Minar tidak ada keluhan tentang seri Covid-19. Bahkan, anggota keluarga jenazah Covid-19 mengungkapkan rasa syukur dan syukur atas kerja keras yang dilakukan para ekskavator. “Mereka tahu kekuatan kita. (Jenazah) dikuburkan, kalau tidak ada yang ditolak bisa dikuburkan. Cuma agak telat,” ujarnya.
Perbedaan antara pekerjaan Minar dari pagi hingga larut malam sangat jelas. Kini, setiap jenazah Covid-19 datang, harus segera dimakamkan. Minar terkadang harus menunggu hingga larut malam hingga jenazah Covid-19 tiba. “Saya bahkan baru pulang sekitar pukul 21.30 WIB tadi malam. Hampir sepanjang malam waktu itu,” kata Minar. Untuk puasa terakhir, bahkan Minar tidak pulang selama seminggu. Saat itu, setiap malam, Minar tidur di TPU Pondok Ranggon sambil mencuci pakaian kerja. Pakaian yang dikenakan oleh penggali kubur tidak bisa dibawa pulang. Minar mengatakan, pakaian apa pun yang dikenakan oleh ekskavator harus tetap berada di bagian TPU Ponto Langon.
Sejauh ini, rekomendasi dari kepala bagian TPU Ponto Langon efektif. Penyebabnya hanya virus Covid-19 yang terlihat. “Oleh karena itu, kami tidak menanggung pekerjaan rumah, tidak juga para wanita. Saya khawatir rumah ini terlalu buruk, karena penyakit ini seperti angin, tidak terlihat. Takut menempel di badan dan pakaian, katanya.
– Baca : Komen PPPA meraih WTP Opinion Award untuk Laporan Keuangan 2019