Kisah dua tahun hidup dalam keluarga miskin di Bekasi
| 2021-02-21Menurut kabar, Aksi Sepat Tangap (ACT) Bekasi dari Bakasi (Bakasi) meminta Mutuha tinggal di Bekasi Timur (Markahayu). Keluarga di perempatan Jalan Meutia memberikan bantuan sembako, Jumat (30/10/2020), Dua tahun lalu, Wasadi (41) tinggal di bawah jembatan bersama anak satu-satunya, Ardiansyah.
Adi berada sekitar satu meter dari air yang mengalir dan meletakkan dua set kasur untuk keluarga kecilnya untuk tidur.
Baca juga: Peneliti Besi terjebak di tongkang di Jamby dan mati karena kekurangan oksigen
bukan hanya itu, tapi di jembatan Jalan Cut Meutia Anak dan ayah ayahnya berada di persimpangan jalan ketika mencoba membangun kembali rumah. -Di daerah tempat tinggal Wasadi, ada meja dan sofa bobrok, juga bekerja di dekat parit berlapis batu seperti dapur. Seperti kata pepatah, lelaki itu berkata: “Sudah dua tahun di sini. Tidur, makan, dan mandi di sini. Apa rencanamu? Tidak ada biaya sewa.” Seperti Adi dalam keterangan tertulis yang diterima di TribunJakarta.com sama.
Adi mengatakan bahwa dia dan anaknya terpaksa tinggal di kolong jembatan karena tidak bisa lagi membayar sewa – dulu dia tinggal di sewa di Duren Jaya. Di kawasan timur Bekasi, namun terpaksa pergi setelah kehilangan mata pencaharian.