Mewajibkan pemerintah provinsi DKI Jakarta untuk cepat menilai pembatasan transportasi umum sebelum jam kantor
| 2020-07-17Jakarta, TRIBUNNEWS.COM-Dikatakan bahwa pemerintah provinsi DKI telah melupakan dampak pengurangan jam kerja dan membatasi jumlah penumpang yang diangkut oleh berbagai transportasi umum. Akibatnya, penumpukan penumpang sebenarnya terjadi di halte dan stasiun.
Mereka disebut MRT Bus Jakarta, LRT dan TransJakarta yang hanya beroperasi dari jam 6 pagi sampai 6 sore. Implementasi kebijakan ini akan efektif dalam dua minggu ke depan. -Bukannya mencoba menghentikan publik dari penyebaran coronavirus, kebijakan tanpa perhitungan seperti itu sebenarnya akan meningkatkan risiko penularan virus skala besar. -Baca: Dampak dari pembatasan operasi kereta bawah tanah Jakarta dan Transjakarta, penumpang Seorang anggota organisasi mengatakan pada hari Senin: “Menunggu penumpang harus dipersingkat. Orang-orang ramai di ruang terbatas (seperti tempat penampungan) dapat menyebabkan sarang infeksi.” Fraksi PSI DKD DPRD Eneng Malianasari. (16/3/2020) .Engeng mengatakan bahwa pemerintah provinsi DKI di Jakarta sepertinya sudah lupa bahwa tidak semua penduduk segera diperbolehkan bekerja dari rumah oleh perusahaan masing-masing.
Banyak dari mereka menggunakan transportasi umum tanpa mobil pribadi. Akibatnya, transportasi umum telah menjadi tempat yang baik bagi mereka untuk pulang kerja.
Baca: Selama operasi normal, kantor layanan SIM Kepolisian Distrik Metro Jaya menyemprotkan desinfektan setiap hari.
“Pemerintah provinsi DKI tidak memperhitungkan mereka yang tidak bisa secara otomatis beralih dari tempat kerja ke tempat kerja. Keterbatasan armada sebenarnya mengorbankan pekerjaan sehari-hari mengandalkan transportasi umum,” katanya.
PSI merekomendasikan agar pemerintah provinsi DKI segera meninjau kebijakan yang membatasi angkutan umum.
Hal ini mengharuskan Gubernur Anies Baswedan untuk mengambil tindakan cepat untuk memutuskan kebijakan ini. Harap diingat bahwa sore ini adalah waktunya untuk pulang dan bekerja, kepadatan penduduk dan kemungkinan antrian terjadi berulang kali.
Baca: Seorang siswa sekolah menengah yang bunuh diri di Tangerang setelah ibunya menyita ponselnya untuk berkonsentrasi belajar

Menurutnya, cara yang benar untuk mengurangi infeksi virus COVID-19 adalah dengan meningkatkan TJ memahami armada dan MRT, sambil mempertahankan interval kedatangan armada setiap 5 menit.
“Langkah-langkah pengendalian infeksi” harus menghilangkan virus korona dengan meningkatkan jumlah armada Transjakarta dan MRT operasional sehingga penumpang dapat tersebar dan diangkut segera, “kata Enneng.