Komite B DPRD DKI mengharapkan Pemprov DKI fokus pada fluktuasi harga pangan selama Ramadan
| 2020-08-22Jakarta TRIBUNNEWS.COM-Komite B DPRD DKI Jakarta meminta Pemprov DKI Jakarta memperhatikan kenaikan harga pangan selama Ramadan. Sektor pangan dan BUMD bergerak ke arah pertumbuhan potensial.
“Kita (panitia B) tidak hanya harus mengurangi persediaan, tetapi juga mengurangi persediaan, tidak hanya untuk mengurangi persediaan di gudang, tetapi juga untuk menurunkan harga di pasar. Stabilitas,” kata ketua panitia. B DPRD DKI Abdul Aziz (Abdul Aziz) membenarkan, Sabtu (25/4/2020).
Baca: Penjelasan Dinas Pendidikan DKI terkait rencana mutasi sekolah untuk rawat pasien Covid-19- — Pasalnya, kata dia, apalagi tingkat persediaannya aman, tapi kenyataannya harga komoditas naik.

“Kalau stok mencukupi tapi harganya tinggi tidak akan membantu,” ujarnya. -Sebelumnya, Pemprov DKI memastikan pasokan pangan warga aman selama dua bulan. Pembatasan sosial skala besar (PSBB) telah diterapkan. Mendapatkan jaminan pemerintah dari dalam dan luar Jakarta. Selama pelaksanaan PSBB, tidak ada batasan proses pengadaan dan alokasi pasokan.
Kecukupan pangan meliputi 3.000 ton beras yang diimpor ke Jakarta melalui Pasar Beras Induk Cipinang (PIBC) dan PT setiap hari. Food Station Djipinang Jaya .
Brog, food station dan PIBC stok beras saat ini 254.891 ton. Pasokan beras akan mampu mencukupi kebutuhan warga Jakarta hingga Idul Fitri. Sementara untuk persiapan Idul Fitri di Jakarta, stok beras diperkirakan bisa mencapai 445.000 ton beras. Jumlah ini cukup untuk memenuhi permintaan pasokan selama lima (5) bulan ke depan.
Hingga Lebaran, pasokan gula sebanyak 5.733 ton juga dijamin aman. — Pada saat yang sama, persediaan daging sapi saat ini adalah 9.808 ton, yang tentunya akan memenuhi permintaan setelah Lebaran. Stok pengaman juga berlaku untuk makanan lain, seperti minyak goreng, telur, bawang bombay, paprika, sayur mayur dan buah-buahan.